Kebanyakan kita mengenal Smart city, sedikit saja yang mengenal Healty city atau kota sehat. Bedanya, kalau smart city bagaimana itu menjadikan kota pintar dan canggih di kotanya, kalau kota sehat menjadikan penduduknya yang sehat dan pintar.
Pengalaman yang lawas di tahun 2017, membantu dinas kesehatan membuat prototype kota sehat, sangat antusias terutama pokjanya untuk melaporkan kegiatan terkait kesehatan.
Kota sehat adalah suatu kondisi kota yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduk yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa kegiatan dalam tatanan yang terintegrasi dan disepakati bersama antara masyarakat dengan pemerintah daerah.
Sesuai dengan peraturan yang ada, bahwa dalam penyelenggaraan Kab/Kota Sehat ada 9 indikator yang perlu dilaksanakan yaitu :
1. Tatanan Permukiman, Sarana dan Prasarana Sehat
2. Tatanan Sarana Lalu Lintas Tertib dan Pelayanan Transportasi Sehat
3. Tatanan Industri dan Perkantoran Sehat
4. Tatanan Kawasan Pariwisata Sehat
5. Tatanan Pertambangan Sehat
6. Tatanan Hutan Sehat
7. Tatanan Kehidupan Masyarakat Sehat yang Mandiri
8. Tatanan Ketahanan Pangan dan Gizi
9. Tatanan Kehidupan Sosial Yang Sehat.
Jika kotanya sudah sehat, akan semakin mumpuni diimplementasikan kota pintar.
Contoh kasus manfaatkan sistem kota sehat, masyarakat bisa melaporkan jika ada sampah, sungai banyak sampah, dsb. Dan pemerintah setempat yang mendapatkan laporan minimal tahu, sebelum melakukan aksi membersihkan sampah-sampah tersebut. Contoh lain, masyarakat bisa melaporkan jika kondisi pemukiman terganggu kesehatannya. Dan ini hampir mencakup semua aspek di keseharian.
Jika dikaji lebih dalam, sistem kota sehat banyak sekali manfaatnya, apalagi dapat diimplementasikan di setiap daerah. Manfaat jangka pendeknya, sistem ini membantu kota atau kabupaten menghadapi perlombaan kota sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar