Pemodelan Prediksi Konflik Pertanahan
Wilayah rawan konflik pertanahan sering kali dipicu oleh ketidak-jelasan status kepemilikan, tumpang tindih klaim, serta perubahan penggunaan lahan yang tidak terkelola dengan baik. Kabupaten Kutai Kartanegara, khususnya di 3 (tiga) wilayah, Kecamatan Muara Kaman, Loa Kulu, dan Tenggarong Seberang, memiliki potensi konflik pertanahan yang tinggi, mengingat dinamika sosial-ekonomi serta pembangunan yang pesat.
Berdasarkan data kasus pertanahan di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2024, wilayah seperti Kecamatan Muara Kaman, Loa Kulu, dan Tenggarong Seberang mencatat jumlah kasus tertinggi, terutama terkait sengketa dan konflik penguasaan tanah. Untuk mengurangi potensi konflik di masa depan, diperlukan strategi pengawasan yang efektif dan analisis prediktif untuk memprediksi tren kasus pertanahan. Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun strategi pencegahan konflik dan melakukan analisis prediktif tren kasus pertanahan menggunakan model simulasi analisis prediktif guna memberikan rekomendasi kebijakan yang tepat.
Dalam rangka meminimalkan konflik pertanahan dan menciptakan kestabilan sosial di Kecamatan Muara Kaman, Loa Kulu dan Tenggarong Seberang, diperlukan perencanaan yang matang melalui penyusunan strategi pengawasan dan pencegahan konflik. Model Simulasi Analis Prediktif dipilih sebagai metode analisis yang mampu memodelkan berbagai skenario berdasarkan variabel ketidakpastian yang ada.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam pengambilan kebijakan berbasis data yang lebih akurat dan relevan dengan kondisi di lapangan.
Identifikasi Wilayah Rawan Konflik Pertanahan:
- Pengumpulan data spasial dan non-spasial terkait wilayah rawan konflik
- Analisis faktor penyebab konflik pertanahan
- Merumuskan strategi pengawasan berbasis potensi konflik
- Menyusun pedoman pencegahan konflik pertanahan
- Penerapan Model Analisis Prediktif untuk memprediksi tren konflik
- Validasi model prediksi dengan data historis
- Laporan analisis prediktif dan strategi pencegahan
- Rekomendasi kebijakan berbasis hasil simulasi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar