Kamis, 21 November 2024

Masalah Pendanaan bagi Wirausahawan

 Masalah yang berkaitan dengan kesulitan yang biasanya dihadapi wirausahawan antara lain adalah :

  1. Kinerja atau Konsep Perusahaan yang Meragukan.  Alasan utama menolak pembiayaan perusahaan yang sudah ada atau baru mulai adalah konsep atau kinerja perusahaan yang meragukan atau buruk. Dua unsur yang mendasari ketidak-minatan dari pemodal adalah risiko bisnis yang terlalu tinggi dan terlalu rendahnya tingkat keuntungan dan tingkat pengembalian dari modal yang ditanam.  Banyak kasus tanpa memahami konsep bisnis banyak wirausahawan mengajukan modal tanpa dasar yang kuat, parahnya kegiatan pencatian modal menurut preferensi wirausaha adalah untuk memulai usaha padahal modal kerja diperlukan intinya untuk membantu perkembangan usaha bukan memulai usaha. Karena para pemodal hanya akan tertarik pada perusahaan yang sudah jalan dan para investor bisa menghitung hasil yang didapatkan dengan mengkaji usaha tersebut yang sudah berjalan. Dan bila kajiannya tidak sesuai seperti bisnis perusahaan tersebut tidak menjanjikan tentu akan mengurangi minat investor yang akan membuat preferensi investor uangnya tidak akan kembali. CONTOH : banyak kasus usaha konsultan mencari investor dan berjanji memberi keuntungan sebesar 5% dalam waktu pelaksanaan proyek setahun, akan tetapi menurut pandangan investor bisnis ini tidak menguntungkan dan akan lebih menarik diinvestasikan pada bisnis lain dan akan mendapatkan keuntungan lebih besar dan aman uangnya.
  2. Kegagalan Perusahaan untuk Menindak-lanjuti. Kegagalan untuk menindak-lanjuti adalah alasan bagi kegagalan perusahaan mendapatkan modal. Umumnya perusahaan melakukan kontrak awal tanpa mempersiapkan memorandum penempatan pribadi.  Wirausahawan hendaknya tidak mendekati investor dengan cara yang mendadak. Pendekatan tersebut akan menimbulkan kesan negatif kearah manajemen perusahaan, yang memperlihatkan kurangnya kemampuan untuk menggunakan modal atau ekspansi modal secara efisien.  Pencarian dana hendaknya dimulai sejak awal. Biasanya diperlukan 2 sampai 3 bulan untuk mencari sumber, membantu investor di dalam menganalisa, dan menyusun persetujuan. Banyak perusahaan yang mengabaikan waktu untuk melakukan perundingan yang berhasil. Tentu hal ini akibat kurang matangnya perencanaan para wirausaha, dan para investor tentu harus mengenal terlebih dahulu wirausaha dan bisnisnya. CONTOH : Seorang pengusaha ada bisnis yang potensial dalam waktu dekat dan harus secepatnya dijalankan dan apabila tidak peluang ini akan hilang dengan sendirinya, akan tetapi membutuhkan dana dan melalui temannya bisnisnya dihubungkan dengan investor dan investor tidak akan tertarik karena permintaannya terlalu mendadak dan perlu waktu untuk mengkaji bisnis ini. Yang kedua investor juga harus mengenal si wirausahanya jangan sampai uang yang dipinjamkannya tidak kembali.
  3. Kurangnya Pengalaman dan Ketajaman Bisnis. Terdapat ungkapan di antara pemodal bahwa investasi dilakukan pada manusia, bukannya perusahaan atau konsep. Sementara wirausahawan dalam persamaan “wirausahawan-gagasan-uang” adalah penting karena kesulitan dalam pengukuran kinerja manajemen terpisah dari kinerja laba. Manajemen yang lemah adalah faktor utama dalam perhitungan laba yang rendah dan risiko yang tinggi, akan tetapi kinerja laba bisa ditelaah, sementara kualitas manajemen hanya bisa diperkirakan.  Seorang investor hanya akan berhubungan dengan keberhasilan individu tim manajemen sebelum usaha yang diusulkan, pengalaman bisnis, dan kedalaman manajemen dalam bidang-bidang penting.  Kurangnya kepercayaan investor mungkin timbul dari sikap bahwa bakat manajemen adalah promosional, bukan operasional; bahwa manajemen tidak mempunyai keahlian dalam faktor-faktor penting bagi keberhasilan usahanya; bahwa keterampilan finansial kurang gigih; tidak mampu bergulat dengan tekanan; bahwa manajemen tidak jujur; bahwa manajemen tidak kreatif dan imajinatif; atau bahwa manajemen tidak realistis. Keinginan untuk bekerja dengan kelompok pemodal dengan cara yang bisa diterapkan bisa membantu membuat laporan yang dibutuhkan.  Kelompok investor juga perlu mengetahui masalah yang dihadapi dan diatasi oleh manajemen dan untuk melihat bakat-bakat manajemen dengan terbuka. CONTOH : Wiraswasta mengajukan peminjaman dana untuk usaha barunya, dan belum mempunyai pengalaman secara peribadi wirausahawan atau perusahaan dan ikut bisnis ini karena trend. tentu investor tidak akan tertarik karena terlalu banyak risiko kedepan jika bisnis yang dijalankan tanpa pengalaman.
  4. Preferensi dari Pemodal.  Kesulitan yang diuraikan di atas berasal dari proyek aau manajemen.  Tidak semua kegagalan kesepakatan disebabkan kelemahan pada usulan bisnis. Banyak masalah yang berkaitan dengan pemodal yang menyebabkan kegagalan tercapainya kesepakatan. Masalah-masalah tersebut antara lain : a)     Kesepakatan yang disetujui terlalu kecil. Investasi besar dan investasi kecil membutuhkan penelitian usulan yang sama besarnya. Terbatas hasil yang mungkin dari investasi kecil menyebabkan investasi tersebut dianggap terlalu kecil untuk dipertimbangkan lebih lanjut. b)     Penggunaan dana investasi yang dipertanyakan oleh investor, misalkan sejumlah besar dana investasi digunakan untuk pengiklanan produk yang belum teruji. c)     Kelompok pemodal tidak menyukai bidang investasi, perusahaan mungkin beroperasi pada industri yang berfluktuasi, perusahaan bergantung pada tawaran kompetitif. d)     Terlalu banyak masalah yang perlu dipecahkan secara langsung sebelum investasi yang tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan disepakati. CONTOH : Wirausahawan mengajukan modal dengan menawarkan bunga yang terlalu kecil dalam jangka waktu tertentu karena pandangan bisnis yang berbeda dan padahal menurut pandangan investor di bisnis lain ada yang lebih menguntungkan dan aman. kasus lain wiraswasta memberikan usulan keuangan akan tetapi dalam usulannya ada dana-dana yang secara pandangan investor hanya akal-akalan pembisnis tersebut untuk mendapatkan keuntungan lebih diluar kesepakatan yang misalnya menurut perhitungan pembagian keuntungan 70% dan 30% buat investor padahal realnya karena ada pos dana yang bias porsinya menjadi 90% : 10% atau bahkan lebih kecil. Contoh lain investor tidak tertarik karena bisnis ini kurang menguntungkan malah risikonya lebih besar atau terlalu sulit yang berakibat sulit dipasarkan sehingga akhir dana yang diinvestasikannya tidak menguntungkan.
  5. Kurangnya Hubungan dengan Sumber-sumber Modal.  Banyak pemodal menempati kantor yang tidak mempunyai papan nama, nomor telepon, dan tertutup terhadap publisitas. Keadaan semacam ini akan mempersulit wirausahawan menemukan pemodal bagi usaha barunya. Biasanya wirausahawan akan mendekati bankir, notaris, akuntan untuk membantu mendapatkan orang yang mau memberikan modal kepada usaha barunya. Oleh karena itu wirausahawan harus mempunyai jaringan luas terutama kepada pihak yang ada hubungannya dengan komunikasi dengan para investor. CONTOH : Sang wirausaha tidak mempunyai banyak relasi yang potensial sehingga dari salah satu relasinya yang ada tidak bisa berhubungan dengan investor untuk mengajak memberi modal usahannya. Contoh lain : wirausaha tidak mempunyai kenalan orang bank sehingga tidak medapatkan petunjuk agar usulan peminjaman modalnya di setujui pihak bank.

Kesimpulannya :

  1. banyak wirausaha yang gagal mendapatkan pendanaan untuk modal dikarenakan bisnisnya tidak menarik minat investor karena tidak menguntungkan atau terlalu berisiko, atau salah tujuan meminjam modal misalnya modal untuk memulai usaha.
  2. wirausahawan tidak dapat berkomunikasi dengan baik sehingga investor tidak paham atau tidak percaya bisnis yang ditawarkan seperti laporan keuangan yang salah, permintaan modal mendadak.
  3. wirausaha tidak mempunyai banyak relasi dalam bisnis sehingga tidak ada kesempatan berkomunikasi dengan investor.

Jadi kegagalan wirausaha mendapatkan modal karena tidak dapat berkomunikasi dengan investor, dapat berkomunikasi tetapi gagal karena investor tidak paham/tidak percaya, dan dapat berkomunikasi akan tetapi investor tidak tertarik karena bisnisnya tidak menguntungkan dan gagal juga.

Referensi :

Parwoto. 2020. Modul Kuliah ke-11. Bekasi : UMB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lelang Data Analytics di Kemenkeu

Pengadaan Penyusunan Grand Design Pusat Data Analitik Pemberantasan Korupsi Ruang Lingkup: 1. Asesmen Kondisi Eksisting Decision Support ...