Jumat, 29 November 2024

Data Mining

Data mining adalah proses pengumpulan dan pengolahan data yang bertujuan untuk mendapatkan informasi penting dari keberadaan data.

Jenis data mining diantaranya:

  1. clustering
  2. klasifikasi
  3. Asosiasi

Contoh kasus:

  • Data mining untuk penentuan lokasi bisnis
  • Data mining untuk pengelompokkan area pertanian

Penelitian saya:

Penelitian di magister ilmu komputer, menentukan lokasi bisnis optimal dengan pilihan algorithms K-Means, DBSCAN dan GMM.


Kamis, 21 November 2024

Etika dalam Beriklan

Komunikasi Pemasaran

Promosi pemasaran atau komunikasi pemasaran (Marketing Communication) merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran suatu produk.  Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala sesuatu mengenai produk (barang maupun jasa) yang dihasilkan untuk konsumen, segala kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan dengan menarik minat konsumen dalam mengambil keputusan membeli di perusahaan tersebut.

Menurut Kotler (Kotler jilid 2, 2008, 172), komunikasi pemasaran adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen (secara langsung atau tidak langsung) tentang produk dan merek yang dijual.komunikasi pemasaran merepresentasikan “suara” perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana di mana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.

Tiga Unsur pokok dalam struktur proses komunikasi adalah :

  1. Pelaku Konsumen
  2. Material Komunikasi (tentang produk)
  3. Proses Komunikasi (dengan alat)

Tujuan digunakan komunikasi pemasaran, antara lain:

  • Menarik para pembeli
  • Memberi hadiah / penghargaan kepada konsumen-konsumen dan langganan lama.
  • Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama.
  • Menghindarkan konsumen berpindah ke merk lain.
  • Mempopulerkan merk dan meningkatkan loyalitas..
  • Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka memperluas ‘market share’ jangka panjang.

Agar komunikasi pemasaran efektif, perlu dipertimbangkan :

  1. Penetapan tujuan dan respns komunikasi
  2. Penentuan sasaran komunikasi (target Komunikasi)
  3. Rancangan pesan dan media komunikasi
  4. Pengembangan promotional mix
  5. Penyusunan Anggaran
  6. Evaluasi dan pengendalian komunikasi.

Strategi komunikasi pemasaran

Strategi komunikasi pemasaran dapat dilakukan dengan menggabungkan berdasarkan baurannya. Bauran komunikasi pemasaran dibagi menjadi 8 bauran menurut Kotler, diantaranya periklanan, promosi penjualan, penjualan personal, pemasaran langsung, hubungan masyarakat.

Bauran komunikasi pemasaran 8 model komunikasi utama (Kotler, 2008, 174):

  1. Iklan.  Semua bentuk berbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa melalui sponsor yang jelas.
  2. Promosi penjualan. Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa.
  3. Acara dan pengalaman.  Kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu.
  4. Hubungan masyarakat dan publisitas.  Beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya.
  5. Pemasaran langsung.  Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respon atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu.
  6. Pemasaran interaktif.  Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa.
  7. Pemasaran dari mulut ke mulut.  Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggullan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.
  8. Penjualan personal.  Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan.

Media Komunikasi Pemasaran Iklan

Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

Pilihan tujuan periklanan harus didasarkan pada analisis yang mendalam mengenai situasi pemasaran sekarang.

Tujuan (atau sasaran) periklanan adalah suatu tugas komunikasi spesifik dan level keberhasilan yang harus dicapai atas audiens spesifik pada periode waktu yang spesifik.

Tujuan periklanan dapat digolongkan berdasarkan sasarannya yaitu apakah untuk menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan.

  • Periklanan informatif : diadakan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk, tujuannya adalah untuk membentuk permintaan pertama.
  • Periklanan persuasif : penting untuk dilakukan dalam tahap persaingan, tujuannya adalah membentuk permintaan selektif atas suatu merek tertentu.
  • Iklan pengingat : sangat penting untuk produk yang sudah mapan. Bentuk iklan yang berhubungan dengan ini adalah iklan penguat (reinforcement advertising), yang bertujuan untuk meyakinkan pembeli yang sudah ada bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar.

Etika Bisnis dalam lingkup Pemasaran

Marketing Ethics (Etika pemasaran) merupakan sebuah standar moral yang digunakan untuk memandu keputusan dan tindakan pemasaran. Etika pemasaran dibangun berdasarkan nilai-nilai yang dipegang oleh individu atau perusahaan tertentu, oleh karenanya tidak selalu sama dan bervariasi antara satu orang dan orang lainnya, dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya.

Promosi sangat diperlukan untuk dapat membuat barang yang produksi menjadi diketahui oleh publik. Dalam berpromosi diperlukan etika-etika yang mengatur bagaimana cara berpromosi yang baik dan benar serta tidak melanggar peraturan yang berlaku dan agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan oleh tekhnik promosi.

Dalam memasarkan produk perusahaan, dibutuhkan etika bisnis untuk mencegah praktik-praktik pemasaran yang tidak etis, yang ujungnya menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan mencelakakan konsumen, yang meliputi etika pemasaran dalam konteks produk, etika pemasaran dalam konteks harga, etika pemasaran dalam konteks distribusi/penyaluran, etika pemasaran dalam konteks promosi, dan juga keetisan iklan.

Etika pemasaran dalam konteks promosi adalah :

  • Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif.
  • Sebagai sarana untuk membangun image positif.
  • Tidak ada unsur memanipulasi atau memberdaya konsumen.
  • Selalu berpedoman pada prinsip-prinsipkejujuran.
  • Tidak mengecewakan konsumen
Nebensahl & Jaffe (1998) menggolongkan pelanggaran etis periklanan dalam 4 kelompok:
  1. Iklan yang Menipu  (Advertising Deception). Iklan yang menipu adalah iklan yang memuat pernyataan yg sesat/salah dalam iklan tersebut. Dari sudut Deontologis, menipu jika mendorong tindakan yang keliru (secara potensial dapat merugikan) pada konsumen. Menipu jika membuat konsumen rasional bertindak tidak rasional (bertindak dengan cara merugikannya)
  1. Isi Iklan (Advertising Content). Pelanggaran etis terkait isi iklan antara lain:
    1. Penggunaan pesan seperti rasa takut
    2. Penggunaan daya tarik seksual
    3. Periklanan yang ditujukan kepada anak-anak
    4. Periklanan terkait produk yang berbahaya
  1. Iklan Tersembunyi (Disguised Advertising). Periklanan Tersembunyi merupakan Jenis iklan yang dikategorikan sebagai penipuan karena pihak yang mensponsori iklan tersebut tidak ditangkap dengan jelas.
  1. Iklan yang Menonjol (Obstrusive Advertising). Isu etis yang muncul pada kategori periklanan menonjol adalah:
  1. Pelanggaran otonomi konsumen
  2. Invasi terhadap privasi konsumen
  3. Bentuk-bentuk pelanggaran ini seperti: papan iklan pada arena olahraga, iklan yang muncul di TV pada bagian yang bukan iklan (running text atau nama/logo perusahaan), dan lain-lain

Pelanggaran etika pemasaran di Indonesia

Dari beberapa sumber beberapa penayangan iklan yang termasuk melanggar etika berdasarkan penjelasan di atas, contohnya :
  • Iklan sandal New Era
  • Cat Avian
  • Sabun Lifebuoy
  • Mie Sedap
  • GrabBike Versi Pilih Aman

Selain iklan di atas masih banyak Iklan yang melanggar etika dari pemasaran, seperti : Betadine Feminim Hygines, Nutrilon Royal 3, Fren (Nelpon Pake Fren Bayarnya Pake Daun), Pompa Air SHIMIZU, Shampo Clear, NANO-NANO NOUGAT versi “Suster ngesot & Satpam”,  Buavita “100% Juice” , Deodoran AXE versi Malaikat Jatuh, Sosis So Nice, HIT, Maskapai Garuda Indonesia, A Mild, dan lain-lainnya.

Bentuk pelanggaran iklan-iklan tersebut atas aturan yang telah disepakati oleh Organisasi Periklanan dan Media Massa (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI)), 2005 tentang aturan menyampaikan promosi dalam bentuk iklan.

Analisa

Analisa dilakukan terhadap cara dan tujuan perusahaan di atas menyampaikan iklan-iklan yang melanggar etika tersebut, dibanding tujuan inti komunikasi pemasaran dan aturan yang berlaku tentang periklanan di Indonesia, serta sikap konsumen akhir terhadap produk ketika menerima informasi produk lewat iklan. Karena iklan yang menurut aturan PPPI lolos masih ada kemungkinan tidak diterima masyakat sebagai konsumen. Atau bahkan protes bisa datangnya dari kompetitor seperti kasus GrabBike Versi Pilih Aman. Yang terakhir, pemilihan sponsor atau agen ikut menentukan penayangan iklan sukses meningkatkan penjualan.  Karena sponsor yang tidak bertanggungjawab atau sembrono kadang menayangan iklan tanpa apreasi memberi masukan kepada perusahaan karena mencari keuntungan semata.

Iklan sandal New Era

Iklan sandal New Era ini menampilkan adegan seorang wanita dengan pakaian minim dan bergoyang erotis. Selain itu terdapat adegan seorang laki-laki yang bertelanjang dada dan menggerak-gerakkan dada yang dinilai KPI Pusat bahwa muatan tersebut tidak santun karena tidak memperhatikan norma kesopanan dan kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat, perlindungan terhadap anak dan remaja, serta ketentuan siaran iklan.

  • Jenis pelanggaran : Isi Iklan (Advertising Content). yaitu pelanggaran etis terkait isi iklan antara lain: Penggunaan daya tarik seksual

Cat Avian

Isi iklan “Cat Kayu dan Besi Avian”.  Bentuk pelanggaran yang dilakukan yaitu penayangan secara close up tubuh bagian paha talent wanita yang mengangkat roknya sesaat setelah diberitahu tulisan “awas cat basah” oleh keahlian pria yang mengecat kursi. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap pelarangan dan pembatasan adegan seksual, ketentuan siaran iklan, dan norma kesopanan.

  • Jenis pelanggaran : Isi Iklan (Advertising Content). yaitu pelanggaran etis terkait isi iklan antara lain: Penggunaan daya tarik seksual, periklanan yang ditujukan kepada anak-anak menyangkut jam tayang iklan dimana masih dapat dilihat anak-anak.

Sabun Lifebuoy

Iklan itu lantas mengajak partisipasi dalam bentuk donasi untuk mengajarkan hidup bersih pada warga Desa Bitobe agar para balita di desa itu bisa merayakan ulangtahun kelima mereka dan seterusnya.

  • Jenis pelanggaran : Iklan yang Menonjol (Obstrusive Advertising). Isu etis yang muncul pada kategori periklanan menonjol adalah: Pelanggaran otonomi konsumen dan Invasi terhadap privasi konsumen. Iklan itu dianggap melecehkan masyarakat NTT.

Mie Sedap

KPI Pusat mengimbau semua stasiun televisi untuk memperbaiki adegan dalam tayangan iklan “Mie Sedap” sebelum tayang kembali. Menurut KPI tayangan yang terdapat dalam iklan tersebut tidak memperhatikan norma dan nilai yang berlaku dalam lingkungan sekolah, memperolok tenaga pendidik (guru) dan merendahkan sekolah sebagai lembaga pendidikan.

Teguran dan penjelasan tersebut tertuang dalam surat imbauan KPI Pusat yang ditandatangani Ketua KPI Pusat, Dadang Rahmat Hidayat, kepada semua stasiun televisi, Rabu, 28 Desember 2011. Adapun adegan pelanggaran yang dimaksud dalam iklan “Mie Sedap” yakni adegan seorang guru yang memegang sebuah produk mie dan di kepalanya bertengger seekor ayam.

  • Jenis pelanggaran : Iklan Tersembunyi (Disguised Advertising). Periklanan Tersembunyi merupakan Jenis iklan yang dikategorikan sebagai penipuan karena pihak yang mensponsori iklan tersebut tidak ditangkap dengan jelas.

GrabBike Versi Pilih Aman

Lewat media sosial, GrabBike melakukan kampanye untuk mengingatkan pengguna jalan tentang pentingnya berkendara dengan rasa aman.

Iklan GrabBike yang berdurasi 45 detik ini menampilkan talent seorang wanita yang sedang berjalan, lalu tiba-tiba sekujur tubuhnya penuh dengan luka dan belumuran darah. Adegan wanita yang berubah menjadi zombie itu oleh banyak pihak dinilai tidak layak untuk dipertontonkan. Iklan berupa video di YouTube itu mendapat respon negatif dan banjir cemoohan dari netizen karena dinilai mengerdilkan tukang ojek pangkalan dan secara tersirat menuding mereka sebagai biang kecelakaan. Hal itu terlihat jelas pada adegan saat wanita yang berdarah-darah itu dipanggil oleh tukang ojek namun ia mengabaikan mereka dan lebih memilih membuka aplikasi GrabBike di hape-nya. Tentu saja alur cerita dalam iklan itu sangat berlebihan dan menyudutkan pihak lain.

  • Jenis pelanggaran : Isi Iklan (Advertising Content). Pelanggaran etis terkait isi iklan yaitu : Penggunaan pesan seperti rasa takut

Kesimpulan :

  • Strategi promosi yang melanggar etika entah maksud dibalik pembuatan tersebut, sesuai tujuan promosi mungkin tujuan awal dibuat iklan tersebut secara tidak langsung adalah meningkatkan penjualan, akan tetapi dengan bentuk strategi promosi yang salah / tidak sesuai etika yang berlaku justru menjadi penghalang bagi perusahaan mencapai tujuan peningkatan penjualan.
  • Tujuan dibuatnya iklan adalah sebagai alat komunikasi pemasaran untuk menyampaikan informasi produk secara baik kepada konsumen,
  • Kesalahan pembuatan iklan yang menyalahi aturan dan melanggar etika yang dilakukan perusahaan tentu merugikan perusahaan sendiri, yaitu beralihnya konsumen ke produk lain.
  • Karena fungsi iklan sebagai alat komunikasi pemasaran, ada baiknya desain atau pembuatan iklan dipikiran baik-baik (dibuat sesuai kriteria) sebelum disampaikan ke publik (konsumen) terutama masalah pelanggaran etika, supaya terhindar dari gagalnya kegiatan promosi ini atau bahkan memperkenalkan produk/merek dan nama perusahaan. Dan akan lebih baik sebelum disebarkan di testing secara insternal atau pada beberapa konsumen.
  • Karena pembuatan iklan kebanyakan melalui sponsor atau agen ada baiknya perusahaan menggunakan sponsor yang profesional dan bijaksana.
  • Yang terpenting, pembuatan Iklan selain memperhatikan etika pemasaran juga harus diperhatikan efeknya terhadap pengaruh CSR (seperti kasus : Lifebouy pada masyarakat NTT), resiko yang bisa terjadi pada perusahaan dan strategi investasi.

Referensi :

  • Iqbal M. A. 2020. Modul Kuliah 10, “Business Ethics, CSR, Corporat Risk and Investment Strategy. Bekasi : Universitas Mercu Buana.
  • Kotler P. dan Keller K.L. 2008. Manajemen Pemasaran Jilid 2 Edisi 13. Jakarta : Penerbit Erlangga.
  • Saluy A. B. 2020. Modul Kuliah 5, “Marketing Ethics”. Bekasi : Universitas Mercu Buana.
  • Syafarudin A.. 2020, Modul Kuliah 6, “Bauran Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication Mix)”, Bekasi : Universitas Mercu Buana.

Website :

Segmentasi Pasar Konsumen dan Segmentasi Pasar Bisnis

 Tiga langkah utama dalam pemasaran sasaran.

  • Segmentasi pasar: membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda kebutuhan, watak, dan perilaku yang menuntut produk berbeda dan bauran pemasaran.
  • Targeting pasar: proses penilaian atraktivitas segmen dan memilih mana yang akan dimasuki.
  • Positioning: memilih produk yang menduduki tempat paling jelas, berbeda dan dikehendaki konsumen sasaran terpilih dibandingkan produk lain.

Pasar terdiri atas banyak pembeli, dan pembeli berbeda baik dalam keingin, pendapatan, sikap dan perilaku pembelinya, karena setiap pembeli memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik maka setiap pembeli adalah pasar tersendiri.  Namun karena begitu banyaknya pembeli, dibuatlah pengelompokkan konsumen: segmentasi.

Terdapat dua kelompok pasar, yakni: pasar konsumen dan pasar bisnis. Penjelasan berikut mengenai kedua kelompok segmentasi pasar tersebut.

Segmentasi Pasar Konsumen

Tidak ada cara khusus dalam menentukan segmenasi pasar.  Pemasar harus mencoba-coba variable segmen sendiri-sendiri atau dalam kombinasi yang paling cocok dengan struktur pasar tertentu.

Tabel 1 menyajikan variable penting dalam melakukan segmentasi ke dalam segmen-segmen atas dasar geografis, demografis, psikografis dan perilaku (behavioural).

Tabel 1 Variabel segmentasi pasar konsumen

VariabelRincian Tipikal

Geografik

Region

Country size

City size

Density

Climate

Pasifik, Mountain, West North Central, West South Central

A, B, C, D

Di bawah 5000, 5000 – 20.000 … 4.000.000 atau lebih

Urban, suburban, rural

Northern, Southern

Demografis

Umur

Kelamin

Ukuran keluarga

Daur hidup keluarga

Pendapatan

Jabatan

Pendidikan

Suku/Ras

Kebangsaan

Di bawah 6, 6-11, 12-19, .. 50-64, 65 ke atas

Pria, wanita

1-2, 3-4, >5

Muda single, muda kawin, lebih tua kawin,  dll.

$10.000 ke bawah, 10.000-15.000, …50.000-75.000, > 75.000

Profesional & technical, manager official, sales, student, tidak bekerja

SD atau kurang, SM tamat, SM tamat, Kuliah tak tamat, kuliah tamat

Putih, Hitam, Asian, Hispanik

Amerika, Indonesia, dan lain-lain.

Psikografis

Kelas sosial

Life style (gaya hidup)

Personality

kelas bawah, kelas menengah, kelas atas

Achievers, believers, strivers

Compulsive, gregarious, authoritarian, ambitious

Perilaku

Purchase occasion

Benefits sought

User status

Usage rate

Loyalitas status

Readiness

Attitude to product

Regular, special

Quality, service, ekonomi

Non user, ex-user, potensial user, first-time, user, regular user

Light user, strong, absolute

None, medium, strong, absolute

Unaware, aware, informed, desirous, intending to buy

Enthusiastic, positive, indifferent, negative, hostile

(Sumber dari Kotler & Amstrong, 1996)

Dalam mewujudkan yang disebut dalam tabel 2, langkah 1, kita pilih variable-variabel sebagai dasar segmentasi sesuai struktur pasar yang dihadapi dan sesuai dengan tujuan pemasaran kita.  Bisa terjadi setelah kita melakukan segmentasi atas dasar suatu kelompok variable masih diperlukan segmentasi lebih lanjut dengan kelompok variable yang lain.

  1. Segmentasi geografis.  Pembagian dasar sesuai dengan wilayah geografis; negara, wilayah (region), negara bagian (state), kota atau neighbourhood.  Perusahaan bisa memilih salah satu wilayah geografik tersebut atau beroperasi di semua wilayah dan memerhatikan perbedaan antar wilayah geografis dalam hal kebutuhan dan keinginan.  Sebagai contoh Campbell menjual sup Cajun gumbo di Louisiana dan Missippi dan sup nacho spicier di Texas dan California.
  2. Segmentasi demografis. Pembagian pasar sesuai dasar variable demografis, seperti: umur, kelamin, ukuran keluarga, daur hidup keluarga, pendapatan, jabatan, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan.  Justru factor demografik ini yang paling sering digunakan dalam segmentasi, sebab memang perbedaan kebutuhan, keinginan dan laju penggunaan konsumen paling dekat dengan perubahan demografis.
  3. Segmentasi psikografis.  Pembagian pasar atas dasar kelas social, gaya hidup, atau kepribadian.  Orang dalam kelompok demografis yang sama bisa memperlihatkan sifat-sifat psykografis yang sangat berbeda, dan seperti diketahui, perbedaan kelas social menyebabkan berbeda dalam preferensi dalam mobil, busana, perobot rumah tangga, kebiasaan baca dan jenis bacaan.
  4. Segmentasi perilaku (Behavioral segmentation). Pembagian pasar atas dasar pengetahuan, sikap, penggunaan dan tanggapan atas produk.  Banyak pemasar meyakini bahwa variable perilaku merupakan titik awal yang paling baik untuk mulai melakukan segmentasi.  Selanjutnya pembeli dapat dipilah-pilah berdasarkan keadaan saat mereka mendapat gagasan membeli, melaksanakan pembelian, atau kapan menggunakan barang yang telah dibeli.  Pemilihan ini disebut segmentasi keadaan (occasion segmentation).  Misalnya orange juice, di AS umumnya diminum pada waktu sarapan, namun para petani jeruk mengiklankan agar orange juice diminum sebagai minuman segar pada bagian hari lain.  Sementara hari-hari khusus seperti Hari Ibu dimanfaatkan untuk mempromosikan permen, bunga, kartu dan hadiah.

Pemilihan pembeli berdasarkan manfaat yang dicari pada produk.  Suatu studi mendapatkan bahwa dalam hal odol didapat empat segmentasi manfaat (benefit segmentation): segmen ekonomis, medical, kosmetik, dan rasa.

Segmentasi Pasar Bisnis

Pemasar pasar konsumen dan bisnis banyak menggunakan variable yang sama.  Namun pemasar bisnis juga menambahkan beberapa variable seperti terlihat dalam table 2, yang mencakup (macam industry dan ukuran perusahaan), operating characteristicspurchasing approachsituational factors dan personal characterstics.

Tabel tersebut membuat daftar pertanyaan yang diperlukan oleh perusahaan yang ingin menentukan pelanggan mana yang akan dilayani.  Dengan memilih segmen tertentu daripada mencoba melayani keseluruhan pasar, perusahaan mempunyai peluang lebih besar untuk menyerahkan nilai kepada konsumen, dan karenanya akan menerima imbalan maksimum dari konsumen.

Dalam industri yang dipilih, perusahaan bisa melakukan segmentasi lebih lanjut berdasarkan ukuran industri atau letak geografiknya.  Dalam segmen terakhir ini masih pula bisa dibuat segmentasi menurut pendekatan dan kriteria pembelian. Contohnya, laboratorium pemerintah, perguruan tinggi dan industri mempunyai perbedaan dalam membeli peralatan laboratorium.  Laboratorium pemerintah memilih yang berharga murah.  Adapun laboratorium universitas agak lebih baik dan lab industri yang lebih baik lagi.

Banyak pemasar percaya bahwa perilaku dan manfaat pembelian memberi dasar untuk segmentasi.  Suatu studi mutakhir pada perusahaan pembungkusan menunjukkan adanya empat segmen, masing-masing mencari faktor harga dan manfaat layanan berikut :

  1. Pembelian terprogram (Programmed buyers).  Pembeli memandang produk pembungkus sebagai produk yang tidak begitu penting dalam operasi mereka.  Mereka membeli produk ini scara rutin, dengan harga penuh dan menerima layanan di bawah rata-rata.  Jelas bahwa ini merupakan segmen paling menguntungkan bagi perusahaan pembungkus.
  2. Pembeli hubungan (Relationship buyers).  Pembeli mengangap produk ini sedang-sedang peranannya bagi operasi mereka dan mengetahui penawaran pesaing.  Mereka memilih membeli pada perusahaan yang bersangkutan sepanjang harganya kompetitif.  Mereka mendapat sedikit potongan dan layanan alakadarnya.
  3. Pembeli transaksi (Transaction buyers).pembeli ini memandang produk perusahaan pembungkus ini sangat penting untuk operasi mereka.  Mereka peka atas harga dan layanan.  Mereka sangat mengetahui tawaran pesaing dan siap berpindah untuk mendapat harga yang murah, walaupun kehilangan beberapa layanan.
  4. Pemburu penawaran (supply hunter).  Pembeli ini memandang produk perusahaan sangat penting dan menuntut diskon besar dan layanan tinggi.  Mengetahui pemasok alternative dan siap beralih hanya oleh sedikit ketidakpuasan.  Bagi perusahaan pembeli ini hanya diperlukan untuk menjaga volume penjualan.

 Tabel 2  variabel segmentasi pasar bisnis

Demografis

Industri : Kepada industri pembeli yang mana fokus diberikan

Ukuran perusahaan: Ukuran perusahaan ana focus diberikan

Lokasi: Pada wilayah geografis mana focus diberikan

Operating variables

Technology: Pada tingkatan teknologi konsumen apa difokuskan

User/Nonuser Status: Apa kita fokuskan kepada pengguna berat, medium atau ringan atau non-user

Customer ability: Apa difokuskan pada pelanggan yang memerlukan banyak pelayanan atau yang sedikit

Purchasing approach

Purchasing function organization: Apakah difokuskan kepada organisasi terpusat atau tak terpusat?

Power structure : Apakah difokuskan kepada organisasi yang didominasi secara engineering, financial atau pemasaran?

Nature of existing relationships : Apakah difokuskan kepada perusahaan dimana sudah ada hubungan yang erat atau kepada perusahaan yang paling dikehendaki?

General purchase policies: Apakah difokuskan kepada perusahaan yang memilih leasing atau servive contract atau system contract atau penawaran tertutup?

Purchase criteria: Apakah difokuskan kepada perusahaan yang mencari mutu, jasa atau harga?

Situational Factors

Urgency: Apakah difokuskan kepada perusahaan yang memerlukan penyerahan/jasa cepat?

Specific applications: Apakah difokuskan pada aplikasi khusus atau umum?

Ukuran pesanan: Apakah difokuskan kepada pesanan besar atau kecil?

Personal Characteristic

Buyer-seller similarity: Apakah difokuskan kepada perusahaan yang orang dan nilainya sama dengan kita?

Attitude toward risk: Apakah difokuskan kepada pelanggan risk-taking atau risk-avoiding?

Loyalty: Apakah difokuskan kepada perusahaan yang loyal terhadap pemasoknya?

(sumber dari Kotler & Armstrong, 1996)

Segmentasi di atas menolong perusahaan untuk membuat strategi pemasaran yang memungkinkan menangani reaksi unik tiap segmen terhadap perubahan harga dan layanan sehingga memberi hasil yang lebih baik.

Jadi dengan melihat variable pada tabel di atas (tabel 1 dan tabel 2), sangat jelas perbedaan antara segmentasi pasar konsumen dan segmentasi pasar bisnis. Yaitu :

  1. Segmentasi pasar konsumen, yaitu membentuk segmen pasar dengan menggunakan ciri-ciri konsumen (consumer characteristic) seperti pada tabel 1, kemudian perusahaan akan menelaah apakah segmen-segmen konsumen ini menunjukkan kebutuhan atau tanggapan produk yang berbeda.
  2. Segmentasi pasar bisnis, yaitu membentuk segmen pasar dengan memperhatikan tanggapan konsumen (consumer responses) seperti pada tabel 2, terhadap manfaat yang dicari, waktu penggunaan, daan merek.

Kesimpulan perbedaan antara segmentasi pasar konsumen dan segmentasi pasar bisnis adalah :

Segmentasi pasar konsumen dipengaruhi variabel :

  • segmentasi geografis
  • segmentasi demografis
  • segmentasi psikografis
  • segmentasi perilaku

Sedangkan segmentasi pasar bisnis dipengaruhi variabel :

  • tipe organisasi
  • karakteristik organisasi
  • dilihat sudut pandang keuntungan atau proses pembelian
  • karakteristik personal dan psikologis
  • hubungan intensip dengan konsumen

Dari sumber lain untuk perbandingan, antara segmentasi pasar konsumen dan segmentasi pasar bisnis dapat dibedakan seperti tabel 3 berikut :

Tabel 3 Perbedaan segmentasi pasar konsumen dan bisnis

Juga dapat dikatakan segmentasi pasar konsumen sebagai segmentasi pasar tingkat makro, dan segmentasi pasar bisnis sebagai segmentasi skala mikro sehingga dapat digambarkan sebagai berikut :

Daftar Pustaka :

Kotler, P and Amstrong G. 1996. Principles of Marketing. 6th. New Jersey: Prentice Hall.

Link Source Pemograman Android berbasis Web Service

Daftar materi:

  • contoh Android
  • contoh Web Service
  • contoh kasus
  • software untuk develop program Android
  • software untuk membuat Web Service

Link :

Source code

Segmentasi Pasar

Menurut Kotler, segmentasi pasar adalah sekelompok pelanggan yang merupakan bagian dari pasar yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang serupa.

Tahap Segmentasi Pasar

Berdasarkan pengertian tersebut segmentasi pasar bisa kita definisikan kedalam dua hal yaitu:

  • Penetapan Target Pasar, yaitu proses dalam mengevaluasi daya tarik dari berbagai segmen dan memilih salah satu diantaranya untuk dijadikan segmen yang akan dimasuki.
  • Penempatan posisi, yaitu upaya mengatur produk agar dapat menempati posisi pada benak konsumen yang jelas dan khas dan diinginkan secara relatif terhadap produk pesaing.

Tabel dibawah ini menunjukkan beberapa langkah dalam segmentasi pasar, penetapan target dan penempatan posisi pasar.

Segmentasi Pasar1.Mengenali basis yang digunakan untuk mensegmentasi pasar.
2.Menyusun Profil-profil segmen.
Penetapan Target Pasar3.Mengevaluasi daya tarik masing-masing Segmen.
4.Memilih segmen sasaran
Penempatan Posisi di Pasar5.Menyusun penempatan segmen-segmen yang ditargetkan.
6.Menyusun bauran pemasaran tiap-tiap segmen.

Tingkatan Strategi Segmentasi Pasar

Tingkatan strategi segmentasi pasar diantaranya terdiri dari Pemasaran Massal, Pemasaran Segmen, Pemasaran Relung dan Pemasaran Mikro.

  1. Pemasaran Massal, adalah memproduksi, mendistribusi dan mempromosikan secara masal kepada semua konsumen dengan produk yang hampir sama dan dengan cara yang hampir sama pula.
  2. Pemasaran Segmen, adalah membagi segmen yang membentuk suatu pasar dan mengadaptasi tawarannya supaya sesuai dengan kebutuhan atau lebih segmen tersebut.
  3. Pemasaran Relung, adalah membagi segmen dengan cara memfokuskan kepoada subsegmen (segmen yang lebih khusus/relung pasar) yang memiliki jumlah ciri bawaan yang khas dengan kombinasi sejumlah manfaat yang khusus.
  4. Pemasaran Mikro, adalah perancangan produk dan program yang sesuai dengan selera individu di setiap lokasi yang spesifik atau dengan kata lain adalah pemasaran lokal dan pemasaran individual. Pemasaran lokal adalah perancangan merek dan promosi untuk wilayah/pelanggan lokal, kota, pemukiman atau bahkan untuk yang spesifik. Pemasaran individual adalah perancangan produk beserta program pemasaran supaya tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan. Istilah ini juga sering disebut dengan pemasaran satu per satu (one to one marketing) atau pemasaran yang terdiri dari satu orang (market of one marketing) dan sesuai dengan kebutuhan dan pemasaran pasar yang.

Mensegmentasi Pasar Konsumen

Cara segmentasi pasar konsumen bisa dikelompokkan menjadi seperti berikut ini:

  1. Segmentasi Geografis, yaitu membagi pasar ke dalam unit geografis yang berbeda seperti contohnya kota, pemukiman, wilayah negara bagian, negara dan kabupaten.
  2. Segmentasi Demografis, adalah upaya untuk membagi pasar kedalam kelompok yang berdasarkan variabel usia, ukuran keluarga, pendapatan, agama, ras, pekerjaan dan kebangsaan.
  3. Segmentasi Psikografis, adalah upaya yang mengelompokkan pembeli menjadi berbeda atau berdasarkan kelas sosial, karakterisitik kepribadian atau gaya hidup (lifestyle).
  4. Segmentasi Perilaku, adalah membagi pasar menjadi kelompok yang berdasarkan kepada tanggapan atau penggunaan konsumen terhadap suatu produk.

Marketing Plan

 Kegiatan pemasaran harus menghasilkan win-win solution artinya pelanggan ingin membeli produk kalau produk tersebut sesuai dengan keinginannya. Sebaliknya perusahaan dapat memperoleh profit dari produk yang dihasilkannya kalau produk tersebut di beli oleh pelanggan. Berdasarkan profit tersebut, perusahaan dapat melanjutkan bisnisnya hingga ia dapat memenuhi keinginan pelanggan lebih besar di masa yang akan datang. Dengan kata lain perusahaan selalu berpedoman atau berfokus kepada nilai-nilai yang terdapat dalam diri pelanggan, sehingga kegiatan pemasaran tersebut dapat berhasil dengan baik.  Untuk dapat mencapai semua itu membutuhkan yang namanya perencanaan pemasaran, agar apa yang akan dilakukan sesuai dengan tujuannya. Perencanaan pemasaran merupakan persyaratan inti bagi pemasar. Manfaat penyusunan sebuah rencana antara lain : mendorong pemikiran sistematik mengenai masa depan, meningkatkan koordinasi, menetapkan standar kinerja untuk mengukur tren, memberikan dasar logis bagi pembuatan keputusan, meningkatkan kemampuan untuk menangani perubahan, dan meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi peluang pasar.

Penting Perencanaan Pemasaran

Membuka usaha baru tidak mungkin tanpa ada rencana sebelumnya. Rencana harus ada betapapun sederhananya secara tertulis. Namun, wirausahawan baru di negara kita banyak yang tidak mau ataupun mungkin tidak mampu atau segan menulis rencana tertulis tersebut karena berbagai alasan. Perencanaan yang tidak tertulis pasti sudah ada rekayasa dalam pikiran, yaitu suatu rekayasa secara sederhana tentang jawaban dari berbagai pertanyaan antara lain, usaha apa yang harus dibuka, mengapa memilih usaha tersebut, dimana lokasinya, siapa konsumennya, darimana sumber modal, dan sebagainya. Tampaknya wirausahawan baru seperti ini cenderung melaksanakan kegiatan trial and error atau coba-coba. Seandainya gagal mereka akan beralih ke usaha yang lain. Model seperti ini banyak dijumpai dalam masyrakat bisnis kita. ‟Seorang pengusaha yang tidak bisa membuat perencanaan sebenarnya sama saja merencanakan kegagalan‟. Ungkapan ini benar, dari hasil pengamatan para pemilik perusahan kecil yang menyisihkan waktu untuk mengkaji semua strateginya. Mengunakan informasi untuk menguji kebenaran pendapatnya, dan cukup pandai mengenali kekurangan-kekurangan dirinya adalah pengusaha yang tidak mengalami kegagalan.
Suatu rencana kerja yang dibuat tertulis dan resmi untuk menjalankan perusahan (business plan) merupakan perangkat tepat untuk memegang kendali perusahaan dan menjaga agar fokus usaha perusahaan tidak menyimpang. Pandangan ini mungkin berlaku untuk negara maju. Akan tetapi, para wirausahawan baru di negara kita kebanyakan menyimpan rencana perusahaan di dalam pikirannya. Ini bukan berarti kita membenarkan model perencanaan d idalam pikiran saja. Minimal harus ada catatan catatan tertentu secara tertulis yang akan diikuti dalam pelaksanaannya. Misalnya menyangkut orang atau personalia yang akan diberi tugas untuk menjalankan usaha, modal yang akan digunakan dan sebagainya.
Memulai suatu usaha baru tidak tepat kiranya jika langsung dalam bentuk usaha besar. Memang ada pengusaha yang langsung membuka usaha besar tanpa mempunyai pengalaman lebih dulu. Akibatnya jika usaha besar ini mengalami benturan benturan bisnis maka akan timbul kepanikan bagi pemiliknya sendiri dan perusahaan semacam ini gampang jatuh/mengalami kegagalan. Memulai wirausaha dalam bentuk usaha kecil akan memberikan pengalaman demi pengalaman dalam pengelolaan usahanya. Berdasarkan pengalaman setiap tahunnya dan dari data yang terkumpul kemudian dianalisis maka akan memudahkan perusahaan dapat berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar.

Ruang Lingkup Rencana Pemasaran

Perencanaan pemasaran adalah penerapan rencana tindakan yang sudah direncanakan dari sumber daya pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Dengan demikian perencanaan pemasaran merupakan sebuah proses sistematis dalam merancang dan mengkoordinasi keputusan pemasaran. Rencana pemasaran ini memberikan fokus bagi pengumpulan informasi, format bagi penyebarluasan informasi, dan struktur bagi pengembangan dan pengkoordinasian respon strategik dan taktikal perusahaan. Perencanaan yang harus disiapkan seperti yang dijelaskan oleh Bygrave yaitu analisa analisa situasi perusahaan dan lingkungannya, analisa dan penilaian peluang, kekuatan, kelemahan, dan kendala yang dihadapi oleh pasar.
Sebelum menyusun marketing plan maka wirausahawan harus mengetahui seluk beluk atau konsep-konsep pemasaran dan segala informasi telah dikumpulkan, maka seorang wirausahawan baru menulis marketing plannya. Untuk menyusun marketing plan maka perlu dijawab tiga pertanyaan berikut :

  1. Where have we been?

  2. Where do we want to go?

  3. How do we get there? (Hisrich-peters, 1905: 139)

Pertanyaan diatas perlu diidentifikasi dan dijawab dari mana kita berangkat? Untuk itu harus diperhatikan latar belakang perusahaan, bagaimana keadaan persaingan, serta bagaimana peluang dan kendala yang dihadapi. Kemudian kemana arah yang dituju? Disini perlu ditetapkan sasaran marketing untuk masa yang akan datang. Lalu bagaimana mencapai sasaran itu? Disinilah perlu ditetapkan strategi pemasaran. Mungkin juga perlu dilakukan penelitian pemasaran. Anggaran belanja perlu disiapkan untuk pelaksanaan rencana ini. Apa yang dimaksud dengan marketing plan? ‘’The marketing plan includes a situation analysis that in large part comprises a market opportunity analysis and an assessment of the existing or potential business’ strenght, weaknesses, threats, and opportunities in the marketplace’’. (Bygrave, 1994: 73).
Marketing plan ini adalah merupakan bagian dari business plan. Perencanaan yang harus disiapkan seperti dijelaskan oleh Bygrave adalah analisa situasi perusahaan dan lingkungannya analisa dan penilaian peluang, kekuatan, kelemahan, kendala yang dihadapi dipasar. Juga harus digambarkan sasaran konsumen dan strategi pemasaran yang digunakan. Jadi inti kegiatan dari marketing ini adalah :

  1. Analisa situasi lingkungan dan peluang pasar
  2. Mengembangkan sasaran pemasaran
  3. Menetapkan strategi pemasaran
  4. Menciptakan taktik atau tindakan pelaksanaan

Karakteristik dari suatu marketing plan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria yaitu :

  • Harus didasarkan pada fakta dan asumsi yang benar tentang siapa target
    market, dimana lokasi mereka, berapa besar kemungkinan daya serapnya.
  • Bagaimana teknik promosi yang efektif.
  • Bagaimana perubahan harga dipasar.
  • Bagaimana saluran distribusi.
  • Bagaimana keadaan saingan.
  • Bagaimana S W O T dari perrusahaan
  • Siapkan sumber-sumber yang diperlukan seperti : sumber daya manusia,
    keuangan, fasilitas perawatan dan sebagainya.

Seperti diketahui bahwa pemasaran merupakan kegiatan yang amat penting dalam operasional suatu bisnis. Tidak peduli apakah bisnis anda bergerak dalam sektor industri kecil, tingkat menengah, apalagi industri besar. Atau anda bergerak dalam bidang perdagangan besar, perdagangan eceran, pertokoan, atau mungkin pula anda bergerak dalam bidang penjualan jasa, transportasi, penginapan, biro perjalanan, kegiatan rekreaksi, dan sebagainya, pemasaran menempati posisi utama. Lihatlah bagaimana perkembangan posisi bagian pemasaran dalam sebuah perusahaan mulai sejak berdiri sampai perusahaaan menjadi besar. Pada tahap perusahaan baru didirikan posisi bagian produksi, keuangan, personalia, dan pemasaran kira-kira sama pentingnya.
Akan tetapi, begitu perusahaan mengalami kemajuan, maka porsi perhatian lebih besar diberikan kebagian pemasaran, dan lebih khusus lagi fokusnya ialah ”langganan”. Ini bukan berarti bagian-bagian lain didalam perusahaan tidak penting, semua bagian adalah penting, tetapi perhatian utamanya ialah bagian pemasaran yang akan berhadapan langsung dengan publik, yang sangat menentukan keberhasilan/kegagalan suatu usaha.

Konsep AIDA + S

Didalam setiap kegiatan bisnis harus diusahakan agar wirausahawan memperhatikan konsep AIDA + S yang merupakan singkatan dari :

A = Attention
I = Interest
D = Desire
A = Action
S = Satisfaction

Konsep ini berlaku untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh bisnis yang dapat menarik hati konsumen/langganan. Misalnya kegiatan membuat suatu produk yang memuaskan konsumen, kegiatan melayani konsumen pada sebuah pertokoan atau kegiatan-kegiatan lainnya. Pertama kali konsumen berhubungan dengan perusahaan tertentu muncul lebih dulu perhatian (Attention) misalnya pada saat konsumen lewat didepan sebuah toko. Konsumen tersebut memperhatikan satu jenis barang yang dipajangkan dietalase depan toko. Konsumen tersebut timbul minatnya (interest), lalu dia masuk kedalam toko. Setelah masuk kedalam toko dia mencari pelayan dan minta diambilkan barang yang dia inginkan. Ini berarti keinginannya (Desire) makin meningkat. Kemudian dia menanyakan berapa harganya, lalu tawar-menawar, cocok harga, langsung dibayar dikasir (Action). Setelah barang dibawa pulang kerumah lalu dikonsumsi (dipakai seandainya bentuk pakaian) atau dimakan kalau bentuk makanan. Setelah barang tersebut dikonsumsi maka muncul dua kemungkinan konsumen tersebut puas atau tidak puas. Tujuan dari setiap pemasaran adalah menimbulkan kepuasan (Satisfaction) bagi konsumen. Jika kosumen puas terhadap barang tersebut maka konsumen akan melakukan pembelian ulang. Jika konsumen tidak puas maka dia tidak akan melakukan pembelian ulang dan akan memberikan reaksi negatif serta mengimformasikan reaksi negatif itu kepada keluarganya, sahabatnya, dan kenalannya sehingga pemasaran produk tersebut tidak mencapai sasaran. Hal ini dapat menimbulkan kegagalan bagi perusahaan.

Konsep Manajemen Pemasaran

Ada lima konsep yang berkembang yaitu :

  1. Konsep Produksi (Production Concept). Konsep produksi beritik tolak dari anggapan bahwa konsumen ingin produk yang harga murah dan mudah didapatkan di mana-mana. Produsen yang menganut konsep ini, akan membuat produksi secara masal, menekankan biaya dengan efisiensi tinggi, sehingga harga pokok pabrik bias di tekan dan harga jual bisa lebih rendah dari saingan. Produsen tipe ini akan mendistribusikan hasil produksinya ke seluruh pelosok agar mudah diperoleh konsumen. Konsep ini merupakan konsep awal dari produsen untuk menguasai pasar. Konsep ini akan sangat berhasil jika belum banyak saingan dan konsumen belum memperhatikan kualitas. Yang paling penting bagi konsumen adalah terpenuhi kebutuhan dan kepuasannya, masalah “wants” belum diperhatikan.
  2. Konsep Produk (Product Concept). Pada saat barang masih langka di pasar, maka produsen memusatkan pembuatannya pada produk saja. Produsen belum memperhatikan selera konsumen, hanya membuat barang dengan to pleace one self, hanya menuruti bagaimana selera sendiri. Produsen hanya melihat cermin dan tidak melihat jendela. Dia hanya melihat kebutuhannya sendiri saja, tidak melihat selera konsumen. Kaum produsen yang menganut konsep ini karena produsen mendasarkan pemikirannya pada premis-premis berikut :  Konsumen akan lebih memperhatikan mutu berbagai barang sebelum mereka membeli  Konsumen mengetahui perbedaan mutu berbagai macam barang  Konsumen selalu mencari barang dengan mutu baik  Produsen harus menjaga mutu dengan selalu memperhatikan langganan
  3. Konsep Penjualan (Selling Concept). Produsen membuat barang kemudian harus menjual barang itu, dengan berbagai teknik promosi. Hal yang paling penting di sini adalah adanya kegiatan promosi secara maksimal. Paham dari konsep ini adalah konsumen pasti akan mau membeli barang, bila mereka diransang untuk membeli. Promosi besar-besaran adalah merupakan terkhas dari selling concept. Premis yang mendasarinya adalah:  Konsumen cenderung menolak membeli barang yang tidak penting, karenanya mereka harus didorong untuk membeli.  Konsumen dapat dipengaruhi melalui stimulasi untuk membeli  Tugas produsen adalah mendorong penjualan
  4. Konsep Pemasaran (Marketing Concept). Produsen tidak sekedar membuat barang, tidak pula asal melancarkan promosi. Akan tetapi produsen memusatkan perhatiannya pada selera konsumen. Produsen memperhatikan needs dan wants. Dalam hal ini produsen tidak lagi melihat cermin tetapi melihat jendela. Artinya, produsen selalu memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh konsumen atau pelanggan, karena mereka tidak hanya membutuhkan fisik baranya saja akan tetapi mereka ingin mengharapkan manfaat barang tersebut (wants). Jika ini dapat dipuaskan maka kegiatan marketing perusahaan akan mencapai sukses. Premis yang mendasari konsep pemasaran ini adalah :  Konsumen selalu memilih barang yang dapat memuaskan ke needs dan wants nya  Konsumen dapat dikelompokkan berdasarkan needs dan wants nya  Tugas organisasi adalah meneliti dan menetapkan segmentasi dan memilih pasar serta mengembangkan program pemasarannya yang efektif.  Komponen Dari Marketing Concept Sasaran utama marketing concept ialah kepuasan konsumen. Untuk mencapai sasaran tersebut, ada tiga komponen penting yaitu costumer needs and wants, organizationally integrated marketing strategy and goals (Bygrave, 94:68). Inti dari marketing concept ini ialah bukan membuat konsumen mengkuti keinginan produsen, tapi sebaliknya mengaharuskan produsen memahami dan berusaha mengikuti selera konsumen. Marketing concept dimulai dengan costumer needs and wants atau pertanyaan apakah yang ingin dibeli oleh konsumen? Jawabannya adalah kepuasan. Konsumen mencari nilai dan terpenuhi keinginannya. Komponen kedua yang membentuk marketing concept ialah strategi pemasaran yang terintegrasi secara organisasi (organizationally integrated marketing strategy). Walaupun bisnis sudah bertumbuh dari hanya beberapa orang pendiri telahmemiliki ratusan karyawan, namun harus tetap satu arah costumer fokus.Semua orang dari segala bidang, harus mempunyai pandangan sama,langsung atau tidak langsung harus selalu membuat konsumen mempunyai persepsi yang baik terhadap perusahaan. Langkah-langkah yang agak filosofis ini memberikan fondasi yang kuat untuk mengembangkan costumer oriented, dalam sebuah organisasi perusahaan. Komponen ketiga ialah goal achievement. Memang tujuan perusahaan ialah untuk meningkakan volume penjualan, tapi jangan hanya menekankan peningkatan volume, juga harus membuat kegiatan marketing yang lebih efektif yang lebih menunjang terhadap penjualan yang menguntungkan. Tujuan lainnya ialah meningkatkan image terhadap perusahaan, dan memperluas market share.
  5. Konsep pemasaran berwawasan sosial (social concept responsibility). Tingkat orientasi pada rasa tanggungjawab sosial dan kemanusiaan. Karena banyaknya kritik dan sorotan dari luar perusahaan, baik yang ltern dari pemerintah maupun dari masyarakat melalui lembaga, konsumen, maka perusahaan harus memiliki rasa tanggungjawab moral untuk melayani masyarakat sebaik-baiknya. Tanggungjawab social ini dalam arti luas, harus menghasilkan barang yang baik tidak merusak kesehatan. Menggunakan sumber daya alam secara bertanggungjawab, selalu menjaga kebersihan air dan udara dari ancaman polusi, mengurangi kebisinya mesin pabrik. Premis yang mendasari konsep ini adalah :  Gejala konsumerisme (gejala protes dari konsumen terhadap ketidakpuasan yang dilakukan oleh produsen). Akan muncul apabila masyarakat memperoleh barang yang tidak baik dan mendapatkan layanan kurang memuaskan.  Masyarakat selalu menuntut tanggungjawab organisasi, begitu mereka mendapat perlakuan yang kurang baik dan bila ekosistem mereka terganggu.  Anggota masyarakat selalu menghendaki jaminan keselamatan terutama terhadap komoditi yang mereka beli.

Menyusun Marketing Plan

Setelah wirausahawan memahami beberapa konsep pemasaran, maka selanjutnya disusun marketing plan. Plan berarti merencanakan. Esensi perencanaan tidak lain adalah decision making. Eksekutif marketing harus mampu menyusun core strategy ( strategi inti) perusahaan untuk tahun yang akan datang. Manajer pemasaran jangan meniru saja, mengulang kembali strategi tahun yang lalu. Akan tetapi harus memikirkan strategi lain yang mungkin lebih baik. Namun, tidak pula berarti strategi yang lalu harus diganti. Jika memang cocok teruskan, tetapi harus mau memikirkan modifikasi strategi baru agar ada perbandingan sebagai alternatif.

Format marketing plan
Format marketing plan tentu tidak sama pada semua perusahaan, karena kegiatan usahanya berbeda. Akan tetapi, yang penting adalah core strategy-nya, sedangkan format berikut ini adalah sebagai rambu-rambu saja.
Menurut Alex D. Triana, (85: 75) Marketing plan memuat hal-hal berikut:

  • Analisa situasi ( S.W.O.T Analysis)
  • Tujuan pemasaran (Marketing Objectives)
  • Strategi inti (Core strategy)
  • Jadwal pelaksanaan (Action plan)
  • Anggaran pemasaran (marketing budget)
  • Kontrol (Control)

Analisis Situasi
Wirausaha harus menganalisa keadaan intern dan ekstern perusahaannya. Keadaan intern meliputi gambaran penjualan tahun terakhir serta analisis jumlah yang diperoleh. Kemudian juga dianalisa sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang ada dalam perusahaan. Mengenai keadaan ekstern perlu diperhatikan keadaan makro yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan. Analisis intern dan ekstern tersebut dilengkapi lagi dengan analisis kekuatan, kelemahan, peluang,dan ancaman-ancaman atau kendala yang mempengaruhi kehidupan perusahaan.

Tujuan Pemasaran
Tujuan pemasaran perusahaan tentu beraneka ragam sesuai dengan kepentingan perusahaan masing-masing. Sebagai contoh dapat dikemukakan tujuan pemasaran, mempertahankan posisi perusahaan sebagai market leader, atau memperluas penguasaan market share sampai dengan 30%. Tujuan pemasaran juga bisa menetapkan volume penjualan total sekian Rp Miliyar setahun, yang dapat dibagi berdasarkan masing-masing item barang yang diproduksi. Ada perbedaan antar tujuan pemasaran. Jika tujuan pemasaran dinyatakan untuk mengembangkan produk atau meningkatkan marketing budget, ini adalah merupakan strategi bukan tujuan. Jadi, tujuan adalah hasil akhir yang ingin dicapai. Sedangkan strategi merupakan policy untuk mencapai hasil tersebut.

Strategi Inti
Strategi inti merupakan alternatif strategi yang terpilih dalam decision making. Untuk menghasilkan strategi inti ini dibutuhkan pemikiran mendalam didukung oleh data dan fakta sehinga dapat dirumuskan secara tajam. Misalnya, menguasai pasar di suatu daerah dengan mengutamakan penggunan price policy tertentu. Strategi inti ini biasanya tidak terlalu panjang,

Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanan atau action plan lebih banyak, sebab di sini strategi inti dielaborasi lebih rinci. Jika misalnya strategi inti yang ingin dilaksanakan berupa pengembangan produk, maka harus dijabarkan model, bahan, mutu, kemasan, dan sebagainya.

Action plan harus menjawab beberapa pertanyaan :

  • What, apa tugas yang harus dilakukan?
  • Who, siapa orang yang harus bertugas dan bertangung jawab?
  • When, kapan pekerjaan harus dilaksanakan dan harus selesai?
  • Where, jika diperlukan dimana percobaan pasar akan dilakukan?
  • How, bagaimana cara melaksanakan tugas tersebut?

Semua kegiatan diatas bertitik tolak dari strategi inti yang telah ditetapkan.

Anggaran Pemasaran
Di dalam marketing budget dengan jelas harus dinyatakan besar biaya yang diperlukan jenis kegiatan pemasaran untuk berbagai teknik promosi, melakukan riset pemasaran, dan sebagainya. Jika diperlukan, rincian biaya disusun untuk masing-masing item produksi.

Kontrol
Untuk semua implementasi marketing plan harus dilakukan pengawasan. Pengawasan dilakukan dengan membaca laporan-laporan tertulis dari pelaksanaan ataupun hasil observasi. Jika terjadi penyimpangan atau kendala dalam pelaksanaan, maka harus segera diambil tindakan perbaikan.


Daftar Pustaka

  1. Alma, B. (2005). Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Alfabeta. Bandung.
  2. Hisrich Robert D, Michael P Peters and Shepherd Dean A. (2013), ’Enterpreneurship’ nint edition, Mc Graw Hill, New York
  3. Osterwalder, A., Pigneur, Y. (2010). Business Model Generation. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
  4. Osterwalder, A., Pigneur, Y. (2012). Business Model Generation. Jakarta: PT Elex Media Kumpotindo.
  5. Rangkuti, Freddy. (2005). Business Plan: Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus. Jakarta: PT Sun

Konversi SHP ke GeoJSON

 Cara mengkonversi format data GIS dari shapefiles ke format GeoJson.

Screenshot_2

Screenshot_3

Screenshot_4

Screenshot_5

Screenshot_6

Screenshot_7

Lelang Data Analytics di Kemenkeu

Pengadaan Penyusunan Grand Design Pusat Data Analitik Pemberantasan Korupsi Ruang Lingkup: 1. Asesmen Kondisi Eksisting Decision Support ...